Titik impas alias break even point. Apakah ini istilah yang asing untuk Anda? Mungkin tidak bagi sebagian orang. Break even point adalah sesuatu yang penting sekali kita ketahui, terutama untuk para pebisnis baik yang baru atau yang telah lama berkecimpung di dalamnya. Kenapa? Karena wawasan tentang break event point sangat membantu kita merencanakan bisnis, menghitung skala harga, produksi hingga memberikan kita gambaran tentang kemungkinan untung dan rugi pada skala terbaik hingga terburuk. Pernahkah kita mendengar pada beberapa rekan yang berbisnis atau bekerja di bagian penjualan mengenai target penjualan minimal yang harus mereka dapatkan dalam satu bulan atau satu tahun? Jika target penjualan minimal itu gagal dicapai, perusahaan akan merugi. Sebagai karyawan biasa, dia juga terancam kehilangan pekerjaannya. Target penjualan minimal itu bukan sekedar target yang menjadi pressure untuk memecut kinerja karyawan. Tapi bisa jadi itu benar-benar merupakan batas minimal yang harus dikejar dalam penjualan agar perusahaan tidak merugi. Namun, pernahkah kita penasaran bagaimana cara perusahaan menentukan target minimal penjualan produknya? Adakah strategi khusus atau itu dibuat berdasarkan rekaan semata? Jawaban, ada aturan yang bisa diterapkan untuk menghitung berapa target penjualan minimal agar perusahaan tidak rugi. Cara tersebut adalah dengan menghitung break even point.
Apa Itu Break Even Point (Titik Impas)?
Titik impas adalah titik yang harus dicapai perusahaan agar mereka tidak merugi. Ini adalah titik dimana semua biaya yang dikeluarkan perusahaan mulai dari proses produksi hingga penjualan, tergantikan dengan pemasukan yang didapat dari hasil penjualan produk. Mungkin bisa kita sebut juga titik balik modal. Jadi, perusahaan tidak rugi, namun juga belum bisa dibilang untung. Ketika perusahaan berhasil mencapai titik impas ini, perusahaan selamat dari kerugian. Jika perusahaan ingin mendapat untung, maka harus menjual produk lebih banyak dari target titik impas.Manfaat Break Event Point
Menghitung titik impas sama sekali tidak merugikan, justru mendatangkan banyak sekali manfaat untuk bisnis kita. Beberapa diantaranya akan kita bahas satu per satu:- Menghitung Jumlah Unit Minimal yang Harus Dijual
Dengan mengetahui titik break event point ini, kita bisa mendapatkan jumlah unit yang harus dijual jika ingin selamat dari kerugian. Hal itu karena dalam rumus perhitungan break event point, kita mendapatkan angka seimbang yang merupakan hasil dari perhitungan seluruh modal tetap dan variabel serta harga jual per unitnya. Dengan mengetahui jumlah minimal yang harus dijual ini, memberikan kita data konkrit untuk merumuskan strategi pemasaran dan penjualan yang lebih efektif dan efisien agar mampu menjual melebihi target minimal.
- Mengetahui Volume Kapasitas Produk yang Harus Diproduksi
Berpijak pada jumlah unit minimal yang harus dijual agar tidak merugi, ini berimplikasi pada kapasitas produksi yang harus disiapkan agar dapat memproduksi unit sesuai dengan target. Terlebih jika ingin untung, maka unit yang harus diproduksi harus lebih banyak. Lebih jauh lagi, data ini dapat memberikan pijakan penentuan strategi lanjutan kepada manajemen perusahaan untuk merumuskan bagaimana langkah-langkah untuk menyiapkan kapasitas produksi yang besar namun dengan biaya yang efisien.
- Menentukan Naik atau Turun Harga Jual Produk
Harga jual produk menjadi variabel penting dalam menghitung break even point. Kita bisa mempertimbangkan kapan waktu yang tepat untuk menaikkan atau menurunkan harga jual produk berdasarkan perhitungan titik impas ini. Karena harga jual yang berubah, tentunya juga mempengaruhi nilai titik impasnya, akan naik ataukah turun. Lebih jauh lagi, perubahan harga ini juga berimplikasi pada strategi lainnya dalam proses produksi dan pemasarannya.
- Mengetahui Nilai Laba
Dengan mengetahui berapa unit minimal yang harus diproduksi dan berhasil dijual, kemudian nilai harga yang ditetapkan, maka kita bisa memprediksikan berapa nilai laba yang bisa kita dapatkan ketika berhasil menjual sekian unit. Atau jika dibalik prosesnya, kita bisa menentukan berapa laba yang kita inginkan dengan menentukan berapa unit yang harus kita jual. Semua perhitungan tersebut berpijak pada berapa unit minimal yang harus dijual oleh tim pemasaran. Tanpa data konkret nilai impas, kita masih akan meraba-raba berapa unit yang harus dijual agar bisa untung.
- Memproyeksi Nilai Rugi
Seperti halnya memprediksi nilai laba, dengan nilai titik impas, kita pun bisa memproyeksi nilai rugi. Sederhananya, jika penjualan di bawah unit minimal BEP, maka perusahaan merugi. Sama seperti mengetahui nilai laba, dengan tahu proyeksi rugi ini, tim pemasaran dan penjualan bisa mempersiapkan strategi preventif untuk menghindari kerugian tersebut.
Variabel dalam Menentukan Break Event Point
- Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap ini adalah biaya-biaya yang tidak terpengaruhi oleh variabel lainnya. Jadi biaya tidak akan berubah berapapun unit produk yang diproduksi ataupun harga jual yang naik ataupun turun, biaya tetap akan selalu tetap. Biaya tetap ini melingkupi biaya modal mesin, gedung pabrik/ kantor, gaji pegawai tetap.
- Biaya Variabel (Variable Cost)
Kebalikannya biaya tetap, biaya variabel ini berubah-ubah. Perubahan biaya variabel ini dipengaruhi oleh variabel jumlah yang berbanding lurus. Apa saja variabel yang melingkupi? Biaya listrik, air, gas, bahan baku produksi dan biaya lain-lain yang jumlahnya dipengaruhi oleh berapa banyak unit yang diproduksi dan berapa lama proses produksi berlangsung.
- Harga Jual
Harga jual adalah harga produk yang ditawarkan. Perubahan pada besaran harga ini akan mempengaruhi hasil perhitungan tinggi rendahnya BEP. Semakin mahal harganya, semakin sedikit jumlah unit minimal yang harus diproduksi dan dijual. Pun sebaliknya. Namun semakin mahal harganya ini akan mempengaruhi tingkat kesulitan penjualan produknya.
Cara Menghitung Break Even Point
Poin penting selanjutnya adalah menghitung titik impasnya. Ada dua rumus yang bisa kita gunakan untuk menemukan titik impas :- BEP Rupiah
Yang pertama untuk menentukan titik impas nominal penjualannya. Contoh: Ardi Corp. memproduksi tas ransel dengan fixed costnya sebesar 500.000. kemudian variabel cost setelah dihitung adalah 10.000/unitnya dengan harga jual tasnya murah, yaitu 20.000/unit. BEP Rupiah = biaya tetap/ (harga jual/unit – biaya variabel) x harga jual/unit BEP Rupiah = 500.000/ (20.000-10.000) x 20.000BEP Rupiah = 1.000.0000
- BEP Per Unit
Masih dengan kasus Ardi Corp, bagaimana cara mengetahui unit minimalnya agar mencapai titik impas?BEP Per Unit = biaya tetap / (harga jual-biaya variabel)BEP Per Unit = 500.000/ (20.000-10.000) BEP Per Unit = 50 unit tas.