Koperasi juga menjadi bagian penting dalam perekonomian nasional. Bahkan, koperasi juga dikenal sebagai soko guru perekonomian rakyat karena memiliki sifat mengutamakan kepentingan masyarakat dibandingkan golongan. Koperasi berdiri atas asas gotong royong. Sebagai salah satu sektor keuangan non perbankan di Indonesia, koperasi sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu koperasi produksi, koperasi simpan pinjam, koperasi jasa, dan koperasi serba usaha.Karena itu, koperasi juga dikenal sebagai alat penting dalam pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat. Koperasi di Indonesia juga memiliki sejarah panjang. Tercatat dalam sejarah, Koperasi di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Eksistensi koperasi di Indonesia juga sempat mengalami pasang surut. Sejarah singkat koperasi di Indonesia dan tokoh penting lahirnya koperasi di Indonesia bisa Anda simak dalam artikel berikut:
Bapak Koperasi Indonesia
Hadirnya koperasi di Indonesia ini tak lepas dari peran Mohammad Hatta atau yang kita kenal sebagai Bung Hatta. Bung Hatta merupakan sosok penting dalam berdirinya koperasi di Indonesia. Wakil presiden pertama Republik Indonesia ini juga mendapatkan gelar Bapak Koperasi Indonesia. Pemberian gelar tersebut terjadi saat saat Kongres Koperasi Indonesia yang digelar di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada tanggal 17 Juli 1953. Dalam kongres tersebut, Bung Hatta menyebut bahwa koperasi merupakan salah satu jalan untuk melepaskan diri dari kemiskinan setelah Indonesia terlepas dari masa penjajahan Belanda. Bung Hatta juga dianggap berperan besar dalam perekonomian Indonesia usai masa penjajahan Belanda. Atas sumbangsihnya tersebut, gelar Bapak Koperasi pun diberikan kepada Bung Hatta.Mengenal Bung Hatta
Bung Hatta atau Mohammad Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatera. Ia meninggal 14 Maret 1980. Ia sangat aktif berorganisasi. Bung Hatta juga pernah mengenyam pendidikan di Belanda pada tahun 1922 hingga 1932. Selama menempuh studi di Belanda, ia didaulat menjadi presiden Perhimpunan Indonesia (Persatuan Indonesia), sebuah kelompok politik nasionalis progresif yang didirikan oleh mahasiswa Indonesia perantauan. Kembali ke Hindia Belanda pada tahun 1932.Selain dikenal sebagai Bapak Koperasi, Bung Hatta juga dikenal memiliki komitmen yang kuat pada demokrasi. Ia juga sempat mengeluarkan Maklumat X yang menjadi tonggak awal berdirinya dekorasi di Indonesia. Bung Hatta pernah ditangkap oleh Belanda pada tahun 1934 dan dikirim ke kamp konsentrasi terkenal Boven Digul di West New Guinea karena kegiatan politiknya. Pada tahun 1935, ia juga pernah diasingkan ke pulau Banda Neira. Bung hatta terpilih menjadi wakil presiden pertama Republik Indonesia.Namun, ia memilih untuk mengundurkan diri di tahun 1956 karena berselisih pendapat dengan Soekarno, yang saat itu menjabat sebagai presiden pertama Republik Indonesia. Setelah mundur sebagai wakil presiden, Bung Hatta aktif menulis buku dan mengajar. Salah satu buku karyanya berjudul “Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun” di tahun 1971. Bung Hatta meninggal pada tahun 1980. Ia disemayamkan di Tanah Kusir, Jakarta. Pada tanggal 23 Oktober 1986, Bung Hatta ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai pahlawan nasional. Nama Bung hatta juga diabadikan sebagai sebuah nama jalan di Belanda.Prinsip Koperasi di Indonesia
Buku berjudul “Membangun Koperasi dan Koperasi membangun” karya Bung Hatta masih sering dipelajari hingga saat ini. Dalam buku tersebut, Bung Hatta mengeluarkan gagasannya mengenai prinsip koperasi di Indonesia. Prinsip koperasi gagasan Hatta antara lain:- keanggotaan bersifat sukarela
- dijalankan secara demokratis
- mengandung nilai edukasi
- anggota aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi
- mengandung nilai otonomi kebebasan
- bekerjasama dan mengutamakan kepedulian.