Pernah mengalami hal ini, datang ke gudang perusahaan dan melihat banyak barang produksi yang menumpuk dan belum dijual atau banyak permintaan akan produk tetapi gudang kosong tak ada barang? Dalam dunia bisnis, ini ada hubungannya dengan Inventory Turnover atau perputaran persediaan. Perusahaan penyedia barang khususnya harus mengetahui tentang istilah ini bahkan dapat menganalisis arus penjualan dengan perputaran persediaan ini. Jika ditanya, apa tujuan dalam bisnis perdagangan? Tentu saja semua akan menjawab mengenai keuntungan atau laba yang didapat sebanyak-banyaknya. Untuk mengetahui lebih jauh apa itu Inventory Turnover dan apa hubungannya dengan barang yang diproduksi dan keuntungan yang didapat, simak beberapa poin berikut ini.Apa itu Inventory Turnover?Untuk memudahkan, jika perusahaan Anda memiliki barang produksi dalam jumlah yang besar atau barang yang dibeli secara grosir dengan harga beli tertentu, maka Anda harus menjual dengan harga yang lebih mahal dan harus mendapatkan untung dari penjualan yang cukup besar. Namun inventory yang banyak tentu akan menguras banyak uang kas perusahaan. Agar tidak menjadi minus atau mengganggu arus kas perusahaan, maka Anda harus memiliki strategi untuk menjualnya secara cepat agar dapat membeli inventory yang dibutuhkan kembali oleh pembeli. Sebaliknya jika inventory sedikit maka pembeli yang mencari akan tidak merasa puas karena barang selalu habis. Dalam kegiatan inilah adanya perputaran persediaan inventory dimana terdapat untung yang cukup tinggi bila perputaran selalu lancer.Cara menghitung Inventory TurnoverAda beberapa cara menghitung Inventory Turnover yang diberikan oleh beberapa para ahli, namun rumus ini sudah mewakili rumus lain yang dapat Anda contoh yaitu Inventory Turnover didapat dari penjualan dibagi dengan rata-rata persediaan. Dimana rata-rata persediaan didapat dari persediaan awal ditambah persediaan akhir dan dibagi dua.Ada beberapa cara menghitung Inventory Turnover yang dapat Anda jadikan refrensi, diantaranya:
- Rumus pertama
Perputaran persediaan = Penjualan / Rata-rata persediaanRata-rata persediaan = (Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2Untuk mudah memahami, contoh soalnya adalah perusahaan Anda memiliki penjualan per tahunnya adalah Rp800 juta. Harga pokok produksi sebesar Rp200 juta per tahun. Rata-rata persediaan adalah Rp20 juta. Maka perputaran persediaan dihitung dari Rp800 juta / Rp20 juta adalah 40. Yang artinya perusahaan mengalami perputaran persediaan 40 kali per tahunnya.
- Rumus kedua
Perputaran persediaan = Harga pokok produksi / Rata- rata persedianJika menggunakan contoh soal diatas maka Anda juga dapat menghitungnya dengan Rp200 juta / Rp20 juta = 10 kali per tahun. Rumus kedua dinyatakan lebih akurat dikarenakan tidak termasuk margin laba.
- Rumus ketiga
Jika ingin mengetahui sekali putaran dibutuhkan berapa hari, maka Anda juga dapat menghitung dengan rumus 365 hari/ perputaran persediaan. Jika menggunakan hasil di rumus kedua maka 365 hari / 10 = 36,5 hari untuk satu kali putaran.Menganalisis Inventory TurnoverInventory Turnover biasanya ada pada laporan keuangan dalam laporan aset lancar dan data penjualan berada pada laporan laba rugi. Namun jika Anda sudah mencoba menggunakan rumus di atas, lakukan analisis dari hasil yang ada untuk perusahaan Anda.
- Hasil perputaran persediaan yang rendah menandakan penjualan juga rendah
- Hasil perputaran persediaan yang tinggi menandakan penjualan cukup kuat
Dari ketiga hal diatas, perlu diperhatikan bahwa perputaran persediaan dibantu dengan perusahaan yang mampu cepat dan tepat dalam menyediakan dan menjual barangnya. Performa yang dimiliki harus seimbang dengan apa yang diinginkan pasar sehingga barang tersedia dan habis terjual. Namun, ada satu hal yang cukup penting bagi perusahaan dimana pembayaran jangan sampai tertunda agar arus perputaran cepat dilakukan. Pembayaran dari pembeli dapat dicatat melalui laporan keuangan dan perusahaan akan melihat keuntungan yang didapatnya. Kunjungi website Ukirama untuk yang akan membantu Anda mencatat arus jual-beli di perusahaan Anda.